THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 28 April 2011

 

Letak Miangas dan juga beberapa pulau lainnya di gugusan kepulauan SangiheTalaud memang teramat jauh dari pusat pemerintahan RI, dan lebih dekat denganFilipina. Karena tak heran jika penduduknya pun lebih intens bergaul denganmasyarakat Filipina, ketimbang dengan sesama warga negara RI. Apalagi sebagianbesar  kebutuhan  dasar  masyarakatnya  didatangkan  dari  Filipina.Pada dekade 1060-an dan 1970-an, hubungan antara Miangas dan Filipina semakinintens seiring dengan adanya kesepakatan bersama mengenai lintas batas antarakedua  negara.  ironisnya,  intensitas  hubungan  tersebut  di  satu  pihak,  dan“keterpencilan”  Miangas  dari  wilayah  RI  lainnya  menyebabkan  masyarakatMiangas lebih mengenal profil figur pejabat Filipina ketimbang pejabat Indonesia.Hal ini, baru terungkap, ketika pada awal tahun 1970-an sejumlah pejabat pusatyang menyertai rombongan Wakil Presiden, Sri Sultan Hamengku Buwono IX kewilayah perbatasan melihat beberapa potret Presiden Filipina Ferdinand Marcosmenghiasi rumah penduduk. Agaknya, karena itu pemerintah mulai memperhatikanproblema  kehidupan  masyarakat  Sangihe  Talaud,  antara  lain  denganmenyelenggarakan pelayaran reguler perintis ke pulau-pulau terpencil ini.Demikian pula, berbagai proyek juga diadakan untuk membuka keterisolasiankawasan perbatasan. Pun demikian, semua itu tentu belum cukup. Artinya, masihperlu  berbagai  upaya  lain,  terutama  yang  berorientasi  pada  peningkatankemampuan masyarakat agar tidak ketinggalan dengan warga negara tetangga.Betapa pun keterpencilan selalu membuahkan penderitaan bagi masyarakat pulau-pulau di perbatasan, namun mereka tetap merasa sebagai bagian dari bangsaIndonesia.  Ini  setidaknya  tercermin  dalam  bidang  pendidikan  yang  dengankonsisten  tetap  berkiblat  ke  Indonesia.  Fenomena  yang  tentu  positif  bagikelestarian  keutuhan  bangsa  dan  negar

0 komentar: